Minggu, 19 Januari 2014

ALUR KERJA DAN EVALUASI KERJA

ALUR KERJA
DAN EVALUASI KERJA


 











Oleh Kelompok :
Ø  Agung Dicky Pratama                        (120412423448)
Ø  Leo Febri wijaya                     (120412423436)
Ø  Moh. Fasikhullisan                  (120412423456)
Ø  Syarifudin Tri W                     (120412423450)


MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG


KATA PENGANTAR

 Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya telah berhasil menyusun makalah yang diberikan oleh dosen matakuliah Manajemen Perkantoran dengan judul makalah “Alur Kerja dan evaluasi kerja”.
Makalah ini untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan dengan berbagai permasalahan yang ada, pembahasan, dan analisa yang telah ditulis dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti bagi siapa saja yang ingin membaca dan memahaminya. Sehingga menjadi manusia cerdas yang terus berkembang dalam hal kemampuan, keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga saya mengharapkan, kritik dan saran positif yang kiranya dapat membantu dalam penyempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 10 Februari 2013

Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….....         I
KATA PENGANTAR………………………………………………….......         II
DAFTAR ISI………………………………………………………………..         III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1                      LATAR BELAKANG................................................   1
1.2                      RUMUSAN MASALAH............................................   1
1.3                      TUJUAN PENULISAN..............................................   2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1                      Pengertian alur kerja....………………………..................    3
2.2                      Pengertian evaluasi kerja.....................................................  4
                   2.3           Konsep system manajemen alur kerja…………………….....    7
2.4         karakteristik system workflow...........................…………....  8
2.5         Tujuan evaluasi kerja.......................................................... 9
2.6         Fungsi evaluasi kerja............................................................   10           
2.7           Jenis-Jenis evaluasi..............................................................   12
2.8           Tahapan-Tahapan evaluasi....................................................   12

BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan...................................................................................       14
3.2       Saran saran....................................................................................       14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………........         15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang permaslahan
Kita pasti penah mendengar Manajemen Perkantoran yang didalamnya ada berbagai aspek untuk mendukung kinerja perusahaan ataupun kantor tersebut,salah satunya alur kerja dimana ia sangat penting untuk pembagian pekerjaan.jadi semua proyek yang akan dikerjakan akan berhasil jika alur yang dilakukan oleh perusahaan tersebut urut sesuai apa yang mereka inginkan.tak hanya Dalam suatu organisasi atau perusahaan diperlukan workflow agar tugas tersebut tidak saling berbenturan atau sama karena akan menghambat suatu proses kerja dari perusahaan atau organisasi tersebut . jadi pemanfaatan workflow sangat berguna sebagai penunjang suatu proses kerja dan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
Tetapi tidak lupa tentang evaluasi kerja,evaluasi kerja diadakan disuatu kantor atau perusahaan diharapkan untuk mengukur manusia-manusianya yang berkerja di suatu kantor dan perusahaan tersebut.jika suatu organisasi tidak mempunya evaluasi kerja dimungkinkan para pekerja atua karyawannya tidak dapat menunjukan keahlian seperti yang menejer ingin sehingga jika salah satu dari mereka tidak memungkinkan untuk bekerja disuatu organisasi tersebut dikarenakan skill atau keahlian mereka kurang,mereka akan dipecat sama atasannya.
Jika kedua poin diatas tidak ada pada suatu organisasi,organisasi tersebut tidak bekerja secara maksimal.dan mungkin tidak seimbang karena kurangnya kedua poin diatas.

1.2            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami adalah sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud Alur kerja dan evaluasi kerja?
2..bagaimana konsep system manajemen dan karakteristik  workflow?
3.Apa tujuan dan fungsi diadakannya evaluasi kinerja?
4.Apa saja jenis-jenis evaluasi?
5.apa saja tahapan-tahapan dalam evaluasi kerja?

1.3    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam makalah kami ini adalah:
1.Agar Mahasiswa mengetahui apa yang dimksud alur kerja dan evaluasi kerja.
2.Agar Mahasiswa mengetahui system manajemen alur kerja.
3.Agar Mahasiswa mengerti tujuan dan fungsi diadakannya evaluasi kerja.
4.Agar Mahasiswa mengetahui jenis-jenis evaluasi.
5.Agar Mahasiswa mengerti tentang tahapan-tahapan yang ada dalam evaluasi kerja.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1            Pengertian Alur kerja
Workflow Sistem Manajemen Dalam, bahasa Indonesia dapat
diterjemahkan menjadi SISTEM Manajemen alur Koperasi Karyawan Bhakti Samudera. Sedangkan SISTEM
Manajemen alur Koperasi Karyawan Bhakti Samudera secara harfiah diartikan oleh Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2008) sebagai:
1. Telkomnika, diartikan sebagai perangkat Unsur Yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
2. Manajemen, diartikan sebagai penggunaan Sumber Daya secara efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Alur, diartikan sebagai Rangkaian peristiwa Yang direka Dan dijalin Artikel Baru
Saksama Dan menggerakkan jalan Cerita melalui kerumitan Ke arah klimaks
Dan penyelesaian.
4. Kerja, diartikan sebagai lingkungan kegiatan melakukan sesuatu atau sesuatu Yang
dilakukan (diperbuat).
Workflow diartikan berbeda oleh sebuah Lembaga Yang Bernama Workflow
Manajemen Koalisi (WfMC) PADA glosarium Yang telah diterbitkannya PADA
years 1999. Workflow diartikan sebagai "The otomatisasi proses bisnis, di
keseluruhan atau sebagian, di mana dokumen, informasi atau tugas yang dilewatkan dari satu
peserta lain untuk tindakan, sesuai dengan seperangkat aturan prosedural “.





2.2                   Pengertian evaluasi kerja
Istilah Evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assesment). Evaluasi kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dalam menghasilkan pelayanan publik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien.
Pendapat William N. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yaitu: “Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan” (Dunn, 2003:608). Pengertian di atas menjelaskan bahwa evaluasi merupakan hasil kebijakan dimana pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan. Bagian akhir dari suatu proses kerja adalah evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja membantu pimpinan untuk mengambil keputusan dalam suatu kebijakan, nilai yang dihasilkan dari evaluasi membuat suatu kebijan bermanfaat bagi pelayanan publik.
Adapun menurut Taliziduhu Ndraha dalam buku Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses perbandingan antara standar dengan fakta dan analisa hasilnya (Ndraha, 1989:201). Kesimpulannya adalah perbandingan antara tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian masalah dengan kejadian yang sebenarnya, sehingga dapat disimpulkan dengan analisa akhir apakah suatu kebijakan harus direvisi atau dilanjutkan.
Menurut Commonwealth of Australia Department of Finance Evaluasi biasanya didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Secara umum, evaluasi dapat didefinisikan sebagai the systematic assessment of the extent to which:
1. Program inputs are used to maximise outputs (efficiency);
2. Program outcomes achieve stated objectives (effectiveness);
3.Program objectives match policies and community needs (appropriateness).
(Commonwealth of Australia Department of Finance, 1989: 1)
Menurut pendapat di atas, evaluasi adalah penilaian secara sistimatis untuk melihat sejauh mana efisiensi suatu program masukan (input) untuk memaksimalkan keluaran (output), evaluasi juga digunakan untuk mencapai tujuan dari program pencapaian hasil atau afaktifitas, dan kesesuaian program kebijakan dan kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga termasuk salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu kebijakan.
Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya yaitu:

1.      Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program.
2.       Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta” maupun “nilai”.
3.       Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.
4.       Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.

Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat karakter. Yang pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti atau fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut. Keempat yaitu dualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan lain








Tabel 1.1
Kriteria Evaluasi

Tipe Kriteria
Pertanyaan
Ilustrasi
Efektivitas
Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?
Unit pelayanan
Efisiensi
Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?
Unit biaya
Manfaat bersih
Rasio biaya-manfaat
Kecukupan
Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah?
Biaya tetap
(masalah tipe I)
Efektivitas tetap
(masalah tipe II)
Perataan
Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok tertentu?
Kriteria Pareto
Kriteria kaldor-Hicks
Kriteria Rawls
Resposivitas
Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu?
Konsistensi dengan survai warga negara
Ketepatan
Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?
Program publik harus merata dan efisien





2.3                   Konsep Sistem manajemen alur kerja
Dalam, penerapan konsep Sistem Manajemen alur kerja, terdapat beberapa
terminologi Yang menjelaskan Serta memaparkan konsep Sistem Manajemen alur kerja antaraLain:
·       Business process
Satu set dari Satu atau lebih prosedur atau lingkungan kegiatan Yang dihubungkan secara Bersama mewujudkan tujuan bisnis dan, biasanya terletak pada konteks sebuah Struktur organisasi Dan berfungsi untuk menjelaskan Peran Dan
hubungan secara Fungsional.
·       Process Defenision
Representasi Dari proses bisnis Dalam bentuk Yang mendukung manipulasi  seperti pemodelan, atau Penetapan prosedur oleh suatu Workflow Management System.
·       Activity
Penjelasan tentang sebuah pekerjaan Yang membentuk suatu langkah logis
Di dalam proses. Suatu kegiatan dapat dimungkinkan berupa aktivitas
manual, Yang tidak memerlukan otomatisasi Komputer, atau dapat juga
berupa aktivitas workflow (Automated).
·       Automated Activity
Suatu kegiatan Yang dapat diterapkan proses otomatisasi Komputer menggunakan Workflow Manajemen Sistem dan berfungsi untuk Semua Rangkaian mengatur kegiatan selama pelaksanaan proses bisnis dan yang membentuk suatu bagian.
·       Manual Activity
Suatu kegiatan proses dalam bisnis dan Yang tidak dapat dilakukan proses penelaahan Dan oleh karena otomatisasi berada di Luar lingkup Workflow Sistem Manajemen.
·       Instance
representasi berlakunya ketentuan sebuah proses imunisasi meliputi, atau aktivitas
Illustrasi proses imunisasi meliputi, termasuk Data Yang terkait.


·       Proses Instance
 representasi berlakunya ketentuan sebuah proses

·       Kegiatan Instance
representasi suatu lingkungan kegiatan Illustrasi ketentuan Tunggal sebuah proses instance
·       Workflow Peserta
Pekerja Yang melakukan  kegiatan Dan direpresentasikan oleh suatu
alur kerja kegiatan
·       Work Item
Representasi pekerjaan yang akan diproses (oleh alur kerja
peserta) Illustrasi konteks suatu lingkungan kegiatan pada proses instance
·       invoked application
Sebuah aplikasi untuk alur kerja yang dijalankan oleh Manajemen Workflow
Sistem untuk mengotomatisasi aktivitas, Penuh atau sebagian, atau untuk
mendukung alur kerja peserta illustrasi memproses item pekerjaan suatu.
·       Layanan Workflow Pengesahan
Sebuah perangkat lunak yang dapat terdiri satu atau lebih
alur kerja mesin, digunakan untuk membuat, mengatur, Dan melaksanakan
beberapa alur kerja tertentu. Aplikasi untuk telah memiliki tampilan,
Yang ditampilkan antarmuka pemrograman aplikasi untuk
alur kerja.

2.4                   Karakteristik Sistem Workflow
Pada tingkatan yang paling tinggi.workflow Manajement system dapat dikarakteristikan menjadi 3 bagian :
·         Build time function. Terpusat pada mendefinisikan, Dan kemungkinan untuk memodelkan proses Workflow dengan komponen aktivitasnya.

·         Run time control function. Terpusat PADA pengaturan proses penelaahan di Workflow di suatu lingkungan operasional dan mengurutkan proses yang terjadi pada aktivitas itu

·         Run time interaction. Interaksi Artikel Baru Dan pengguna perangkat aplikasi untuk Teknologi informasi untuk memproses bermacam Tahapan aktivitas.

2.5                   Tujuan Evaluasi Kinerja
 Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk mengavaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi, adapun tujuan dari evaluasi kinerja menurut (Ivancevich, 1992) antara lain :

1. Pengembangan
Dapat digunakan untuk menentukan pegawai yang perlu dtraining dan membantu evaluasi hasil training. Dan juga dapat membantu pelaksanaan Conseling antara atasan dan bawahan sehingga dapat dicapai usaha-usaha pemecahan masalah yang dihadapi pegawai.

2. Pemberian Reward
Dapat digunnakan untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan promosi. Berbagai organisasi juga menggunakan untuk membarhentikan pegawai.

3. Motivasi
Dapat digunakan untuk memotivasi pegawai, mengembangkan inisiatif, rasa tanggungjawab sehingga mereka terdorong untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Perencanaan SDM
Dapat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta perencanaan SDM.


5. Kompensasi
Dapat memberikan informasi yang digunakan untuk menentukan apa yang harus diberikan kepada pegawai yang berkinerja tinggi atau rendah dan bagaimana prinsip pemberian kompensasi yang adil.


6. Komunikasi
Evaluasi merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan antara atasan dan bawahan menyangkut kinerja pegawai. (dalam Darma 2009 :14) Berdasarkan pendapat di atas, sistem evaluasi kinerja sebagaimana yang dikembangkan di atas sangat membantu sebuah manajemen kerja baik instansi pemerintah maupun swasta untuk memperbaiki kinerja pegawai yang kuarang maksimal, tujuan evaluasi kinerja ini untuk membangun semangat kerja para pegawai dan mempertahankan kinerja yang baik dan memperbaiki komuniasi kerja.


2.6                   Fungsi Evaluasi Kinerja
Fungsi evaluasi kinerja yang dikemukakan Wirawan (2009) sebagai berikut :

1. Memberikan balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya. Ketika merekrut pegawai (ternilai), aparatur harus melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan uraian tugas, prosedur operasi, dan memenuhi standar kinerja.

2. Alat promosi dan demosi. Hampir disemua sistem evaluasi kinerja, hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan memberikan promosi kepada aparatur ternilai yang kinerjanya memenuhi ketentuan pembarian promosi. Promosi dapat berupa kenaikan gaji, pemberian bonus atau komisi, kenaikan pangkat atau menduduki jabatan tertentu. Sebaliknya, jika kinerja aparatur ternilai tidak memenuhi standar atau buruk, instansi menggunakan hasilnya sebagai dasar untuk memberikan demosi berupa penurunan gaji, pangkat atau jabatan aparatur ternilai.

3. Alat memotivasi ternilai. Kinerja ternilai yang memenuhi standar, sangat baik, atau superior, evaluasi kinerja merupakan alat untuk memotivasi kinerja aparatur. Hasil evaluasi dapat digunakan instansi untuk memotivasi aparatur agar mempertahankan kinerja yang superior dan meningkatkan kinerja baik atau sedang.

4. Penentuan dan pengukuaran tujuan kinerja. Sistem evaluasi kinerja yang menggunakan prinsip manajemen by objectives, evaluasi kinerja dimulai dengan menentukan tujuan atau sasaran kerja aparatur ternilai pada awal tahun.

5. Konseling kinerja buruk. Evaluasi kinerja, tidak semua aparatur mampu memenuhi standar kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal itu mungkin karena ia menghadapi masalah pribadi atau ia tidak berupaya menyelesaikan pekerjaannya secara masksimal. Bagi aparatur seperti ini penilai akan memberikan konseling mengenai penyebab rendahnya kinerja ternilai dan mengupayakan peningkatan kinerja ditahun mendatang. Konseliang dapat dilakukan sebelum evaluasi kinerja jika atasan dapat mengetahui kelambanan aparatur.

6. Pemberdayaan aparatur. Evaluasi kinerja merupakan alat untuk memberdayakan aparatur agar mampu menaiki tangga atau jenjang karier. Evaluasi kinera menentukan apakah kinerja aparatur dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk meningkatkan kariernya.
(Wirawan, 2009:24) Berdasarkan fungsi di atas, evaluasi kinerja merupakan alat yang di gunakan oleh instansi pemerintahan atau organisasi tertentu untuk menilai kinerja para aparatur yang lamban. Evaluasi kinerja untuk memotivasi para aparatur untuk meningkatkan kinerjanya, pemberian konseling membantu para aparatur untuk mencegah kinerja yang terlalu lamban sehingga sebelum di adakan evaluasi kinerja para pemipin sudah lebih dulu menjalankan konseling untuk mengadakan perbaikan pada waktu mendatang. Evaluasi kinerja merupakan alat motivasi bagi para aparatur untuk menaikan standar kerja mereka, selain sebagai alat untuk memotivasi, evaluasi kinerja juga untuk mengukur tujuan kerja serta memberdayakan para aparatur.
2.7                   Jenis-jenis evaluasi
Dalam evaluasi memiliki bebrbagai jenis dalam penerapan disebuah organisasi yakni

1. Evaluasi Formatif
– Evaluasi yang fokus pada kinerja yang lebih baik (kebijakan,
program atau kegiatan).
– Dapat dilaksanakan untuk alasan lain misalnya pemenuhan
kelengkapan sarana dan prasana, keperluan pembentukan
hukum dan kebijakan, atau evaluasi kegiatan sebagai bagian
dari pelaksanaan evaluasi yang lebih lengkap.
2. Evaluasi Sumatif
– Evaluasi yang fokuskan pada hasil (akibat).
– Evaluasi sumatif ditujukan untuk memberikan informasi tentang
kegunaan sebuah program.
3.Evaluasi Prospektif.
– Evaluasi prospektif fokus pada pertanyaan:
• Apakah kebijakan, program, atau kegiatan tertentu harus
evaluasi?
• Apakah hasil yang akan diperoleh sesuai dengan upaya atau
sumberdaya yang digunakan?
– Evaluasi prospektif merupakan sintesis dari informasi hasil
monitoring (monitoring) dan penilaian dari studi awal untuk
menilai kemungkinan hasil terhadap suatu kebijakan, program
atau kegiatan yang baru diusulkan.

2.8                   Tahapan-tahapan evaluasi
Ada beberapa beberapa tahapan dalam melakukan evaluasi kinerja yakni sebagai berikut ini
1.Menetapkan apa yang akan dievaluasi
            - Identifikasi progam/kegiatan/objek yang akan di evaluasi
            - Jelaskan uraian progam/kegiatan/objek evaluasi
            - Tentukan focus yang menjadi perhatian sampai dengan penjelesaiannya
2.Menyusun rencana evaluasi
            - Susun pertanyaan evaluasi
            - Tetapkan informasi yang dibutuhkan untuk untuk pertanyaan
            - Tentukan kriteria evaluasi
            - Tentukan bagaimana, kapan, dimana, dari siapa informasi didapat
            - Indentifikasi hambatan pelaksanaan evaluasi
3.Pengumpulan data
            - Identifikasi informasi
            - Pilih instrument dalam mendapatkan informasi
            - Pilot teks untuk menguji instrument
            - Susun kembali instrument sebagai perbaikan
4.Analisis dan presentasi data
            - Susun metode analisis dan presantasi data
            - Buat kesimpulan analisis
            - Buat laporan hasil evaluasi
            - Presentasikan dan laporkan secara tertulis
5.Pengambilan keputusan
            - Tetntukan pilihan komendasi
            - Identifikasi area evaluasi

Tahapan-tahapan itu harus ada dalam mengambil keputusan mengevaluasi kerja,jika salah satu ditiadaqkan hasil yang dicapai tidak mencapai sasaran evaluasi kerja.pihak manajer personalia harus cermat dalam memilih suatu bawahan jika untuk merekrut untuk bekerja dipersusahaannya.







BAB III
PENUTUP
3.1                   Kesimpulan
         
Pengertian workflow adalah aliran kerja atau suatu informasi dari proses bisnis, baik secara keseluruhan maupun sebagian dimana dokumen atau informasi tugas tersebut diteruskan dari satu partisipan ke partisipan lain sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang berlaku.Dalam suatu organisasi atau perusahaan diperlukan workflow agar tugas tersebut tidak saling berbenturan atau sama karena akan menghambat suatu proses kerja dari perusahaan atau organisasi tersebut . jadi pemanfaatan workflow sangat berguna sebagai penunjang suatu proses kerja dan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Jika di dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak terdapat workflow maka tugas dari perbagian karyawan tidak akan sama dan tidak bisa urut sesuai dengan aturan yang sudah dibuat oleh karyawan.Alur kinerja Evaluasi kinerja disebut juga “Performance evaluation” atau “Performance appraisal”. Appraisal berasal dari kata Latin “appratiare” yang berarti memberikan nilai atau harga. Evaluasi kinerja berarti memberikan nilai atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk diberikan imbalan, kompensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja


3.2                   Saran
Kami memberikan sarah kepada pembaca dari pihak manapun agar dapat memberikan kontribusi yang baik dalam makalah kami ini dan dapat diikuti atau diamalkan dalan kesehariannya. Amin


DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar