ALUR KERJA
DAN EVALUASI KERJA
Oleh
Kelompok :
Ø Agung
Dicky Pratama (120412423448)
Ø Leo
Febri wijaya (120412423436)
Ø Moh.
Fasikhullisan (120412423456)
Ø Syarifudin
Tri W (120412423450)
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
KATA
PENGANTAR
Assalamu Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya telah berhasil
menyusun makalah yang diberikan oleh dosen matakuliah Manajemen
Perkantoran dengan judul makalah “Alur Kerja dan evaluasi kerja”.
Makalah ini untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan dengan berbagai permasalahan yang ada, pembahasan, dan analisa yang
telah ditulis dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti bagi siapa saja yang
ingin membaca dan memahaminya. Sehingga menjadi manusia cerdas yang terus
berkembang dalam hal kemampuan, keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Saya menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan, sehingga saya mengharapkan, kritik dan saran
positif yang kiranya dapat membantu dalam penyempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata saya ucapkan
terimakasih, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Malang,
10 Februari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..... I
KATA PENGANTAR…………………………………………………....... II
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG................................................ 1
1.2
RUMUSAN MASALAH............................................ 1
1.3
TUJUAN PENULISAN.............................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian alur kerja....……………………….................. 3
2.2
Pengertian evaluasi kerja..................................................... 4
2.3
Konsep system manajemen alur kerja……………………..... 7
2.4 karakteristik system workflow...........................………….... 8
2.5 Tujuan evaluasi kerja.......................................................... 9
2.6 Fungsi evaluasi kerja............................................................ 10
2.7 Jenis-Jenis evaluasi.............................................................. 12
2.8 Tahapan-Tahapan evaluasi.................................................... 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................... 14
3.2 Saran saran.................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………........ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang permaslahan
Kita
pasti penah mendengar Manajemen Perkantoran yang didalamnya ada berbagai aspek
untuk mendukung kinerja perusahaan ataupun kantor tersebut,salah satunya alur
kerja dimana ia sangat penting untuk pembagian pekerjaan.jadi semua proyek yang
akan dikerjakan akan berhasil jika alur yang dilakukan oleh perusahaan tersebut
urut sesuai apa yang mereka inginkan.tak hanya Dalam suatu organisasi atau perusahaan
diperlukan workflow agar tugas tersebut tidak saling berbenturan atau sama
karena akan menghambat suatu proses kerja dari perusahaan atau organisasi
tersebut . jadi pemanfaatan workflow sangat berguna sebagai penunjang suatu
proses kerja dan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan atau organisasi tersebut.
Tetapi tidak lupa
tentang evaluasi kerja,evaluasi kerja diadakan disuatu kantor atau perusahaan
diharapkan untuk mengukur manusia-manusianya yang berkerja di suatu kantor dan
perusahaan tersebut.jika suatu organisasi tidak mempunya evaluasi kerja
dimungkinkan para pekerja atua karyawannya tidak dapat menunjukan keahlian
seperti yang menejer ingin sehingga jika salah satu dari mereka tidak
memungkinkan untuk bekerja disuatu organisasi tersebut dikarenakan skill atau
keahlian mereka kurang,mereka akan dipecat sama atasannya.
Jika kedua poin diatas
tidak ada pada suatu organisasi,organisasi tersebut tidak bekerja secara
maksimal.dan mungkin tidak seimbang karena kurangnya kedua poin diatas.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah kami adalah sebagai berikut:
1.Apa
yang dimaksud Alur kerja dan evaluasi kerja?
2..bagaimana
konsep system manajemen dan karakteristik
workflow?
3.Apa
tujuan dan fungsi diadakannya evaluasi kinerja?
4.Apa
saja jenis-jenis evaluasi?
5.apa
saja tahapan-tahapan dalam evaluasi kerja?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dalam makalah kami ini adalah:
1.Agar
Mahasiswa mengetahui apa yang dimksud alur kerja dan evaluasi kerja.
2.Agar
Mahasiswa mengetahui system manajemen alur kerja.
3.Agar
Mahasiswa mengerti tujuan dan fungsi diadakannya evaluasi kerja.
4.Agar
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis evaluasi.
5.Agar
Mahasiswa mengerti tentang tahapan-tahapan yang ada dalam evaluasi kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Alur kerja
Workflow Sistem
Manajemen Dalam, bahasa Indonesia dapat
diterjemahkan menjadi SISTEM Manajemen alur Koperasi Karyawan
Bhakti Samudera. Sedangkan SISTEM
Manajemen alur Koperasi Karyawan Bhakti Samudera secara harfiah
diartikan oleh Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2008) sebagai:
1. Telkomnika,
diartikan sebagai perangkat Unsur Yang secara teratur saling
berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.
2. Manajemen,
diartikan sebagai penggunaan Sumber Daya secara efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Alur, diartikan
sebagai Rangkaian peristiwa Yang direka Dan dijalin Artikel Baru
Saksama Dan menggerakkan
jalan Cerita melalui kerumitan Ke arah klimaks
Dan penyelesaian.
4. Kerja, diartikan
sebagai lingkungan kegiatan melakukan sesuatu atau sesuatu Yang
dilakukan (diperbuat).
Workflow diartikan berbeda
oleh sebuah Lembaga Yang Bernama Workflow
Manajemen Koalisi (WfMC) PADA glosarium Yang telah diterbitkannya
PADA
years 1999. Workflow diartikan
sebagai "The otomatisasi proses bisnis, di
keseluruhan atau sebagian, di mana dokumen, informasi atau tugas
yang dilewatkan dari satu
peserta lain untuk tindakan, sesuai dengan seperangkat aturan
prosedural “.
2.2
Pengertian evaluasi
kerja
Istilah Evaluasi dapat
disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating)
dan penilaian (assesment). Evaluasi kinerja sangat penting untuk menilai
akuntabilitas organisasi dalam menghasilkan pelayanan publik. Akuntabilitas
bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan
tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan
efisien.
Pendapat William N.
Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yaitu: “Secara umum istilah evaluasi
dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating)
dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih
spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan” (Dunn, 2003:608). Pengertian di atas menjelaskan bahwa
evaluasi merupakan hasil kebijakan dimana pada kenyataannya mempunyai nilai
dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan. Bagian akhir dari suatu proses kerja
adalah evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja membantu pimpinan untuk mengambil
keputusan dalam suatu kebijakan, nilai yang dihasilkan dari evaluasi membuat
suatu kebijan bermanfaat bagi pelayanan publik.
Adapun menurut
Taliziduhu Ndraha dalam buku Konsep Administrasi dan Administrasi di
Indonesia berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses perbandingan antara
standar dengan fakta dan analisa hasilnya (Ndraha, 1989:201). Kesimpulannya
adalah perbandingan antara tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian
masalah dengan kejadian yang sebenarnya, sehingga dapat disimpulkan dengan
analisa akhir apakah suatu kebijakan harus direvisi atau dilanjutkan.
Menurut Commonwealth
of Australia Department of Finance Evaluasi biasanya didefinisikan sebagai
kegiatan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Secara umum,
evaluasi dapat didefinisikan sebagai the systematic assessment of the extent
to which:
1. Program inputs are used to maximise outputs (efficiency);
2. Program outcomes achieve stated objectives (effectiveness);
3.Program objectives match policies and community needs (appropriateness).
(Commonwealth of Australia Department of Finance, 1989: 1)
Menurut pendapat di
atas, evaluasi adalah penilaian secara sistimatis untuk melihat sejauh mana
efisiensi suatu program masukan (input) untuk memaksimalkan keluaran (output),
evaluasi juga digunakan untuk mencapai tujuan dari program pencapaian hasil
atau afaktifitas, dan kesesuaian program kebijakan dan kebutuhan masyarakat.
Evaluasi juga termasuk salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
keberhasilan suatu kebijakan.
Evaluasi mempunyai
karakteristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya
yaitu:
1.
Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan
pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari
sesuatu kebijakan dan program.
2.
Interdependensi
Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta” maupun “nilai”.
3.
Orientasi
Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan
tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu,
ketimbang hasil di masa depan.
4.
Dualitas
nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas
ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
Berdasarkan
penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat karakter. Yang
pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu
kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu
interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan
bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti atau
fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi
masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil
sekarang dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari
kebijakan tersebut. Keempat yaitu dualitas nilai, karena nilai-nilai dari
evaluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai
yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian
tujuan-tujuan lain
Tabel 1.1
Kriteria Evaluasi
Tipe
Kriteria
|
Pertanyaan
|
Ilustrasi
|
Efektivitas
|
Apakah hasil yang
diinginkan telah dicapai?
|
Unit pelayanan
|
Efisiensi
|
Seberapa banyak usaha
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?
|
Unit biaya
Manfaat bersih
Rasio biaya-manfaat
|
Kecukupan
|
Seberapa jauh
pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah?
|
Biaya tetap
(masalah tipe I)
Efektivitas tetap
(masalah tipe II)
|
Perataan
|
Apakah biaya dan
manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok tertentu?
|
Kriteria Pareto
Kriteria kaldor-Hicks
Kriteria Rawls
|
Resposivitas
|
Apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu?
|
Konsistensi dengan
survai warga negara
|
Ketepatan
|
Apakah hasil (tujuan)
yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?
|
Program publik harus
merata dan efisien
|
2.3
Konsep Sistem manajemen alur kerja
Dalam, penerapan konsep Sistem Manajemen alur kerja, terdapat
beberapa
terminologi Yang menjelaskan Serta memaparkan konsep Sistem
Manajemen alur kerja antaraLain:
· Business process
Satu set dari Satu atau
lebih prosedur atau lingkungan kegiatan Yang dihubungkan secara Bersama
mewujudkan tujuan bisnis dan, biasanya terletak pada konteks sebuah Struktur
organisasi Dan berfungsi untuk menjelaskan Peran Dan
hubungan secara
Fungsional.
· Process Defenision
Representasi Dari proses
bisnis Dalam bentuk Yang mendukung manipulasi
seperti pemodelan, atau Penetapan prosedur oleh suatu Workflow
Management System.
· Activity
Penjelasan tentang
sebuah pekerjaan Yang membentuk suatu langkah logis
Di dalam
proses. Suatu kegiatan dapat dimungkinkan berupa
aktivitas
manual, Yang tidak
memerlukan otomatisasi Komputer, atau dapat juga
berupa aktivitas workflow
(Automated).
· Automated Activity
Suatu kegiatan Yang
dapat diterapkan proses otomatisasi Komputer menggunakan Workflow
Manajemen Sistem dan berfungsi untuk Semua Rangkaian mengatur kegiatan
selama pelaksanaan proses bisnis dan yang membentuk suatu bagian.
· Manual Activity
Suatu kegiatan proses
dalam bisnis dan Yang tidak dapat dilakukan proses penelaahan Dan oleh karena
otomatisasi berada di Luar lingkup Workflow Sistem Manajemen.
· Instance
representasi berlakunya
ketentuan sebuah proses imunisasi meliputi, atau aktivitas
Illustrasi proses
imunisasi meliputi, termasuk Data Yang terkait.
· Proses Instance
representasi berlakunya ketentuan sebuah
proses
· Kegiatan Instance
representasi suatu
lingkungan kegiatan Illustrasi ketentuan Tunggal sebuah proses instance
· Workflow Peserta
Pekerja Yang melakukan kegiatan Dan direpresentasikan oleh suatu
alur kerja kegiatan
· Work Item
Representasi pekerjaan
yang akan diproses (oleh alur kerja
peserta) Illustrasi konteks
suatu lingkungan kegiatan pada proses instance
· invoked application
Sebuah aplikasi
untuk alur kerja yang dijalankan oleh Manajemen
Workflow
Sistem untuk
mengotomatisasi aktivitas, Penuh atau sebagian, atau untuk
mendukung alur
kerja peserta illustrasi memproses item pekerjaan suatu.
· Layanan Workflow Pengesahan
Sebuah perangkat lunak
yang dapat terdiri satu atau lebih
alur kerja mesin, digunakan untuk
membuat, mengatur, Dan melaksanakan
beberapa alur
kerja tertentu. Aplikasi untuk telah memiliki tampilan,
Yang ditampilkan
antarmuka pemrograman aplikasi untuk
alur kerja.
2.4
Karakteristik Sistem Workflow
Pada tingkatan yang paling tinggi.workflow Manajement system dapat
dikarakteristikan menjadi 3 bagian :
·
Build time function. Terpusat pada mendefinisikan, Dan kemungkinan
untuk memodelkan proses Workflow dengan komponen aktivitasnya.
·
Run time control function. Terpusat PADA pengaturan proses penelaahan
di Workflow di suatu
lingkungan operasional dan mengurutkan proses yang terjadi pada aktivitas itu
·
Run time interaction. Interaksi Artikel Baru
Dan pengguna perangkat aplikasi untuk Teknologi informasi untuk memproses
bermacam Tahapan aktivitas.
2.5
Tujuan Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan sistem formal
yang digunakan untuk mengavaluasi kinerja pegawai secara periodik yang
ditentukan oleh organisasi, adapun tujuan dari evaluasi kinerja menurut (Ivancevich,
1992) antara lain :
1. Pengembangan
Dapat digunakan
untuk menentukan pegawai yang perlu dtraining dan membantu evaluasi hasil
training. Dan juga dapat membantu pelaksanaan Conseling antara atasan dan
bawahan sehingga dapat dicapai usaha-usaha pemecahan masalah yang dihadapi
pegawai.
2. Pemberian Reward
Dapat digunnakan
untuk proses penentuan kenaikan gaji, insentif dan promosi. Berbagai organisasi
juga menggunakan untuk membarhentikan pegawai.
3. Motivasi
Dapat digunakan
untuk memotivasi pegawai, mengembangkan inisiatif, rasa tanggungjawab sehingga
mereka terdorong untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Perencanaan SDM
Dapat bermanfaat
bagi pengembangan keahlian dan keterampilan serta perencanaan SDM.
5. Kompensasi
Dapat memberikan
informasi yang digunakan untuk menentukan apa yang harus diberikan kepada
pegawai yang berkinerja tinggi atau rendah dan bagaimana prinsip pemberian
kompensasi yang adil.
6. Komunikasi
Evaluasi
merupakan dasar untuk komunikasi yang berkelanjutan antara atasan dan bawahan
menyangkut kinerja pegawai. (dalam Darma 2009 :14) Berdasarkan pendapat di
atas, sistem evaluasi kinerja sebagaimana yang dikembangkan di atas sangat
membantu sebuah manajemen kerja baik instansi pemerintah maupun swasta untuk
memperbaiki kinerja pegawai yang kuarang maksimal, tujuan evaluasi kinerja ini
untuk membangun semangat kerja para pegawai dan mempertahankan kinerja yang
baik dan memperbaiki komuniasi kerja.
2.6
Fungsi Evaluasi Kinerja
Fungsi evaluasi kinerja yang
dikemukakan Wirawan (2009) sebagai berikut :
1. Memberikan
balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya. Ketika merekrut pegawai
(ternilai), aparatur harus melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya
sesuai dengan uraian tugas, prosedur operasi, dan memenuhi standar kinerja.
2. Alat promosi dan
demosi. Hampir disemua sistem evaluasi kinerja, hasil evaluasi digunakan untuk
mengambil keputusan memberikan promosi kepada aparatur ternilai yang kinerjanya
memenuhi ketentuan pembarian promosi. Promosi dapat berupa kenaikan gaji,
pemberian bonus atau komisi, kenaikan pangkat atau menduduki jabatan tertentu.
Sebaliknya, jika kinerja aparatur ternilai tidak memenuhi standar atau buruk,
instansi menggunakan hasilnya sebagai dasar untuk memberikan demosi berupa
penurunan gaji, pangkat atau jabatan aparatur ternilai.
3. Alat memotivasi
ternilai. Kinerja ternilai yang memenuhi standar, sangat baik, atau superior,
evaluasi kinerja merupakan alat untuk memotivasi kinerja aparatur. Hasil
evaluasi dapat digunakan instansi untuk memotivasi aparatur agar mempertahankan
kinerja yang superior dan meningkatkan kinerja baik atau sedang.
4. Penentuan dan
pengukuaran tujuan kinerja. Sistem evaluasi kinerja yang menggunakan prinsip manajemen
by objectives, evaluasi kinerja dimulai dengan menentukan tujuan atau
sasaran kerja aparatur ternilai pada awal tahun.
5. Konseling
kinerja buruk. Evaluasi kinerja, tidak semua aparatur mampu memenuhi standar
kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal itu mungkin karena ia menghadapi masalah
pribadi atau ia tidak berupaya menyelesaikan pekerjaannya secara masksimal.
Bagi aparatur seperti ini penilai akan memberikan konseling mengenai penyebab
rendahnya kinerja ternilai dan mengupayakan peningkatan kinerja ditahun
mendatang. Konseliang dapat dilakukan sebelum evaluasi kinerja jika atasan
dapat mengetahui kelambanan aparatur.
6. Pemberdayaan
aparatur. Evaluasi kinerja merupakan alat untuk memberdayakan aparatur agar
mampu menaiki tangga atau jenjang karier. Evaluasi kinera menentukan apakah
kinerja aparatur dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk meningkatkan
kariernya.
(Wirawan,
2009:24) Berdasarkan fungsi di atas, evaluasi kinerja merupakan alat yang di
gunakan oleh instansi pemerintahan atau organisasi tertentu untuk menilai
kinerja para aparatur yang lamban. Evaluasi kinerja untuk memotivasi para
aparatur untuk meningkatkan kinerjanya, pemberian konseling membantu para
aparatur untuk mencegah kinerja yang terlalu lamban sehingga sebelum di adakan
evaluasi kinerja para pemipin sudah lebih dulu menjalankan konseling untuk
mengadakan perbaikan pada waktu mendatang. Evaluasi kinerja merupakan alat
motivasi bagi para aparatur untuk menaikan standar kerja mereka, selain sebagai
alat untuk memotivasi, evaluasi kinerja juga untuk mengukur tujuan kerja serta
memberdayakan para aparatur.
2.7
Jenis-jenis evaluasi
Dalam evaluasi memiliki bebrbagai jenis dalam penerapan disebuah
organisasi yakni
1. Evaluasi Formatif
– Evaluasi yang fokus pada kinerja yang
lebih baik (kebijakan,
program atau kegiatan).
– Dapat dilaksanakan untuk alasan lain
misalnya pemenuhan
kelengkapan sarana dan prasana,
keperluan pembentukan
hukum dan kebijakan, atau evaluasi
kegiatan sebagai bagian
dari pelaksanaan evaluasi yang lebih
lengkap.
2. Evaluasi Sumatif
– Evaluasi yang fokuskan pada hasil
(akibat).
– Evaluasi sumatif ditujukan untuk
memberikan informasi tentang
kegunaan
sebuah program.
3.Evaluasi Prospektif.
– Evaluasi prospektif fokus pada
pertanyaan:
• Apakah kebijakan, program, atau kegiatan
tertentu harus
evaluasi?
• Apakah hasil yang akan diperoleh
sesuai dengan upaya atau
sumberdaya yang digunakan?
– Evaluasi prospektif merupakan sintesis
dari informasi hasil
monitoring (monitoring) dan
penilaian dari studi awal untuk
menilai kemungkinan hasil terhadap suatu
kebijakan, program
atau
kegiatan yang baru diusulkan.
2.8
Tahapan-tahapan evaluasi
Ada beberapa beberapa tahapan dalam melakukan evaluasi kinerja
yakni sebagai berikut ini
1.Menetapkan apa yang akan dievaluasi
- Identifikasi
progam/kegiatan/objek yang akan di evaluasi
- Jelaskan uraian
progam/kegiatan/objek evaluasi
- Tentukan focus
yang menjadi perhatian sampai dengan penjelesaiannya
2.Menyusun rencana evaluasi
- Susun
pertanyaan evaluasi
- Tetapkan
informasi yang dibutuhkan untuk untuk pertanyaan
- Tentukan
kriteria evaluasi
- Tentukan
bagaimana, kapan, dimana, dari siapa informasi didapat
- Indentifikasi
hambatan pelaksanaan evaluasi
3.Pengumpulan data
- Identifikasi
informasi
- Pilih
instrument dalam mendapatkan informasi
- Pilot teks
untuk menguji instrument
- Susun kembali
instrument sebagai perbaikan
4.Analisis dan presentasi data
- Susun metode
analisis dan presantasi data
- Buat kesimpulan
analisis
- Buat laporan
hasil evaluasi
- Presentasikan
dan laporkan secara tertulis
5.Pengambilan keputusan
- Tetntukan
pilihan komendasi
- Identifikasi
area evaluasi
Tahapan-tahapan itu harus ada dalam mengambil
keputusan mengevaluasi kerja,jika salah satu ditiadaqkan hasil yang dicapai
tidak mencapai sasaran evaluasi kerja.pihak manajer personalia harus cermat
dalam memilih suatu bawahan jika untuk merekrut untuk bekerja dipersusahaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengertian workflow adalah aliran
kerja atau suatu informasi dari proses bisnis, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dimana dokumen atau informasi tugas tersebut diteruskan dari satu
partisipan ke partisipan lain sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang
berlaku.Dalam suatu organisasi atau perusahaan diperlukan workflow agar tugas
tersebut tidak saling berbenturan atau sama karena akan menghambat suatu proses
kerja dari perusahaan atau organisasi tersebut . jadi pemanfaatan workflow
sangat berguna sebagai penunjang suatu proses kerja dan untuk mencapai tujuan
sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Jika di
dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak terdapat workflow maka tugas dari
perbagian karyawan tidak akan sama dan tidak bisa urut sesuai dengan aturan
yang sudah dibuat oleh karyawan.Alur kinerja Evaluasi kinerja disebut juga “Performance
evaluation” atau “Performance appraisal”. Appraisal berasal
dari kata Latin “appratiare” yang berarti memberikan nilai atau harga.
Evaluasi kinerja berarti memberikan nilai atas pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang untuk diberikan imbalan, kompensasi atau penghargaan. Evaluasi
kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau
penghargaan kepada pekerja
3.2
Saran
Kami memberikan sarah kepada pembaca
dari pihak manapun agar dapat memberikan kontribusi yang baik dalam makalah
kami ini dan dapat diikuti atau diamalkan dalan kesehariannya. Amin
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://www.articlesbase.com/human-resources-articles/six-steps-for-improving-work-flow-2430501.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar